Kategori
All-id HepC-id News-id

Hepatitis A mewabah di kota Depok

Nova Amelia, murid kelas 9 di SMPN 20 Depok tiba-tiba tumbang ketika tengah mengikuti upacara bendera pagi hari, Senin (11/11/2019). Badannya lemas dan warna matanya terlihat kekuningan. Namun, murid yang tumbang pada pagi hari itu tidak hanya Nova. Sedikitnya ada sekitar 70 murid yang tumbang di tengah upacara bendera. Pihak sekolah SMPN 20 Depok pun kaget dengan kejadian itu. “Biasanya kan 1-2 orang [murid tumbang saat upacara]. Nah tapi kali ini lebih, itu yang membuat kita kaget,” kata Kepala Sekolah SMPN 20 Depok Komar Suparman kepada Tirto, Kamis (21/11/2019). Mendapati kondisi Nova yang sakit, Aca Suryanah (38 tahun)—ibunda Nova—langsung membawa anaknya ke rumah sakit untuk diperiksa Senin sore. Selang beberapa lama, Nova dinyatakan positif Hepatitis A dan wajib menjalani isolasi.

Nova pun berbaring di ruang isolasi selama kurang lebih sepekan. Pada Selasa (19/11/2019), Nova sudah diperbolehkan pulang. Meski begitu, Nova masih belum dibolehkan bersekolah oleh dokter RSUD Depok. “Sudah pulang. Alhamdulillah, sudah enggak terlalu sakit lagi sudah normal. Makannya juga sudah mulai banyak,” kata Aca. Meski begitu, virus Hepatitis A rupanya tidak hanya menyerang Nova. Murid-murid lainnya di SMPN 20 Depok juga terserang. Berdasarkan informasi yang diterima Tirto, sedikitnya 56 murid yang terindikasi memiliki gejala yang sama seperti Nova. Guru dari SMPN 20 Depok Ariyanti (28 tahun) pun juga ikut terserang hepatitis. Hanya saja, gejala mual dan sakit di ulu hati terjadi pada 3 November yang lalu. Dia positif terserang hepatitis A pun baru ketahuan pada 7 November usai cek darah. “Waktu itu cuma saya saja yang kena hepatitis, tapi tidak sampai se-booming ini. Makanya kemudian saya kaget,” kata Ariyanti saat ditemui reporter Tirto.

Penyelidikan

Dua hari setelah kejadian murid tumbang serempak membuat Puskesmas Rangkapan Jaya terjun ke sekolah. Dari hasil pemeriksaan, petugas puskesmas mendapati sebanyak 56 murid terindikasi hepatitis. Sejumlah siswa menunjukkan indikasi hepatitis seperti mata kuning, demam, mual, dan nyeri di ulu hati. Mereka lantas dirujuk ke Puskesmas untuk pengecekan darah. Petugas puskesmas juga mewawancarai pedagang kantin sekolah dan mengecek sumber air. Selang sepekan, petugas Dinas Kesehatan Kota Depok pun turun tangan. Petugas mengambil serum darah dari 72 orang dan rectal swab kepada 4 orang penjamah makanan. Petugas juga mengambil sampel air bersih dan air minum di sekitar lokasi.

Bukan tanpa sebab, petugas puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Depok memeriksa sumber air. Pasalnya, hepatitis bisa menyebar lewat sejumlah media. Untuk hepatitis A dan E, virus menyebar lewat makanan atau air. Sementara untuk hepatitis B, C dan D bisa meyebar melalui kontak darah atau cairan tubuh dengan penderita yang terinfeksi. Adapun, hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus. Namun, Komar mengklaim lingkungan sekolah telah dijaga agar tetap bersih. SMPN 20 Depok bahkan sempat mendapatkan penghargaan Adiwiyata 2019 dari Pemerintah Kota Depok atas kebersihan sekolahnya. “Berarti dalam tanda kutip sekolah ini clean, diakui kebersihannya,” kata Komar. Kepala Puskesmas Rangkapan Jaya Hambar Pangesti mengaku masih meneliti kasus hepatitis massal di SMPN 20 Depok. Saat ini, sampel dan data sedang diteliti di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat di Bandung. “Minggu-minggu ini, Insya Allah keluar hasilnya,” kata Hambar saat ditemui reporter Tirto di SMPN 20 Depok.

Instruksi Menteri Kesehatan untuk Depok

Kasus hepatitis A yang menjangkiti puluhan murid SMPN 20 Kota Depok membuat Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto angkat bicara. Dia memerintahkan Kemenkes dan pemda untuk segera melakukan pencegahan penyebaran hepatitis di Depok. Bukan tanpa sebab, Menkes meminta pencegahan penyebaran hepatitis. Berdasarkan catatan Menkes, sedikitnya sudah ada 70 orang yang terkena hepatitis A di Depok, di mana 43 orang di antaranya berasal dari SMPN 20 Kota Depok. “Jadi ada dua hal, pertama mencegah penyebaran semakin meluas, dan kedua melakukan tindakan medis untuk penyakitnya,” kata Terawan di Kantor Presiden sebagaimana dilansir dari Antara.

Terawan menambahkan Kemenkes bersama pemda akan melakukan tindakan preventif dan promotif kepada lingkungan sekitar sekolah dan Kota Depok. Puskesmas yang ada di daerah itu juga memantau pasien dan mengidentifikasi faktor risiko hingga sumber penularan. Lembaga kesehatan juga diinstruksikan Menkes untuk melakukan survei kepada murid, guru dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah, serta keluarga masing-masing guna mencegah penyebaran hepatitis A.

Sumber: Tirto.id Kronologi dan Bagaimana Hepatitis A Mewabah di Kota Depok

Tinggalkan Balasan