Kategori
All-id Hepatitis-B-id Hepatitis-id HepC-id

Hepatitis pada Ibu Hamil

Penyebab umum penyakit kuning pada kehamilan adalah virus hepatitis akut. Hepatitis dapat disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan kehamilan dan penyakit yang tidak berhubungan dengan kehamilan.

Penyakit unik yang terkait dengan kehamilan termasuk perlemakan hati akut pada kehamilan, hiperemesis gravidarum 1, kolestasis intrahepatik 2 pada kehamilan, preeklamsia berat, dan sindrom HELLP (hemolisis 3, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang rendah).

EPIDEMIOLOGI

  • Hepatitis A
    Hepatitis A paling banyak terjadi di negara-negara berkembang. 1:1000 ibu hamil terinfeksi virus Hepatitis A akut. Penyakit ini sebagian besar bersifat self-limited (yang akang sembuh sendiri), dengan angka kematian 0,3% hingga 0,6%.
  • Hepatitis B
    Hepatitis B mempengaruhi lebih dari 250 juta orang di seluruh dunia dan merupakan penyebab paling umum dari hepatitis kronis di seluruh dunia. Enam puluh lima juta wanita usia subur terinfeksi virus hepatitis B kronis. Sekitar 800.000 hingga 1,4 juta orang terinfeksi virus Hepatitis B di Amerika Serikat.
  • Hepatitis C
    Virus hepatitis C menginfeksi lebih dari 170 juta orang di seluruh dunia. Sekitar 8% wanita hamil terinfeksi HCV.
  • Hepatitis D
    Virus hepatitis D mempengaruhi 15 hingga 20 juta orang di seluruh dunia. Studi baru memperkirakan prevalensi Hepatitis D mendekati 62 hingga 72 juta.
  • Hepatitis E
    Virus hepatitis E menginfeksi sekitar 20,1 juta infeksi baru. Infeksi virus hepatitis E lazim terjadi di negara-negara berkembang.
    Infeksi virus hepatitis E menyebabkan 70.000 kematian dan 3.000 bayi lahir mati setiap tahunnya. Wanita hamil pada trimester kedua dan ketiga paling banyak terkena dampak epidemi. Angka kematian mencapai 5% hingga 25%. Terdapat angka kematian yang lebih tinggi pada wanita hamil yang berkembang menjadi hepatitis yang menyebabkan gagal liver akut.

GEJALA

Hepatitis virus akut pada kehamilan dapat tidak menunjukkan gejala atau mempunyai penyakit klinis yang ringan.

Pasien mungkin datang dengan gejala nonspesifik seperti penyakit kuning, mual, anoreksia, sakit atau ketidaknyamanan perut, kelelahan, malaise, mialgia, dan urin berwarna gelap. Gejala klinis tidak mampu membedakan berbagai virus hepatitis.

Wanita hamil dengan infeksi virus hepatitis B dan C kronis dapat berkembang menjadi sirosis dekompensasi 4 dan asites 5, ensefalopati hepatik 6 , koagulopati, dan perdarahan varises esofagus.

Gejala hepatitis virus yang paling umum adalah penyakit kuning. Gejala nonspesifik lainnya termasuk demam, mialgia, sakit perut, mual, muntah, dan masih banyak lagi.

EVALUASI

  • Hepatitis A
    Wanita hamil yang pernah melakukan kontak dengan penderita hepatitis A akut harus diskrining untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis A akut. Infeksi virus hepatitis A didiagnosis dengan mendeteksi antibodi imunoglobulin M terhadap virus hepatitis A (anti-HAV IgM) pada ibu hamil dan janin/bayi baru lahir.
  • Hepatitis B
    Penularan vertikal virus Hepatitis B dari ibu yang terinfeksi ke janin atau bayi baru lahirnya menghasilkan kemungkinan 90% bayi baru lahir tertular jika ibu hamil tersebut menderita hepatitis B kronis dan positif antigen virus Hepatitis B E (HBeAg).
    Oleh karena itu, setiap wanita hamil harus diskrining terhadap antigen permukaan hepatitis B pada kunjungan awal. Hal ini untuk mengurangi penularan virus hepatitis B dari ibu ke anak.
  • Hepatitis C
    Penularan dikaitkan dengan wanita hamil dengan tingkat RNA HCV yang lebih tinggi.
    American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan skrining HCV berbasis risiko pada wanita hamil. Antibodi anti-HCV diuji sebagai alat skrining selama kehamilan.
  • Hepatitis D
    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan skrining wanita hamil yang terinfeksi virus Hepatitis B untuk mengetahui virus Hepatitis D. Imunoglobulin M anti-HDAg serum terdeteksi selama infeksi aktif.
  • Hepatitis E
    IgM Anti-HEV diuji selama kehamilan untuk kasus yang dicurigai.

PENGOBATAN (catatan)

* Mohon untuk merujuk kepada tenaga medis profesional di Indonesia untuk mendapatkan informasi yang lengkap melalui fasilitas kesehatan baik swasta maupun pemerintah.

  • Hepatitis A: Risiko penularan virus Hepatitis A melalui ASI sangat kecil. Manfaat menyusui jauh melebihi manfaat berhenti menyusui. Tidak ada kontraindikasi menyusui bagi ibu yang terinfeksi hepatitis A.
  • Hepatitis B : Risiko paparan pada janin tidak meningkat dengan penggunaan obat antivirus selama kehamilan. Menyusui dianjurkan setelah bayi baru lahir menerima imunoprofilaksis yang sesuai
  • Hepatitis C : Saat ini, belum ada imunisasi bagi ibu dan bayi yang terinfeksi virus hepatitis C. Tidak ada kontraindikasi pemberian ASI pada ibu dan bayi yang terinfeksi virus hepatitis C
  • Hepatitis D : Penularan virus Hepatitis D sebagian besar telah menurun karena pencegahan dan pengobatan infeksi virus Hepatitis B pada masa perinatal
  • Hepatitis E : Tidak ada kontraindikasi pemberian ASI pada ibu yang terinfeksi virus hepatitis E

KOMPLIKASI

  • Hepatitis A : Hepatitis A telah dikaitkan dengan komplikasi kehamilan, termasuk kontraksi dini, pelepasan plasenta, ketuban pecah dini, dan pendarahan vagina.
  • Hepatitis B : Dampak buruk virus Hepatitis B pada kehamilan jarang terjadi pada pasien dengan infeksi HBV akut atau kronis. HBV kronis pada kehamilan meningkatkan risiko perkembangan menjadi sirosis.
  • Hepatitis C : Keterbatasan pertumbuhan janin, cedera pleksus brakialis, gawat janin, sefalohematoma, kejang neonatal, dan perdarahan intraventrikular merupakan komplikasi kehamilan yang diamati pada wanita hamil yang terinfeksi HCV.
  • Hepatitis D : Hepatitis D kronis dikaitkan dengan risiko tinggi penyakit hati kronis yang parah pada wanita hamil.
  • Hepatitis E : Komplikasi pada janin akibat virus Hepatitis E termasuk prematur dan berat badan lahir rendah

Hepatitis virus adalah penyebab paling umum penyakit kuning pada kehamilan. Hepatitis virus pada kehamilan dikaitkan dengan komplikasi kehamilan dan janin yang signifikan. Mematuhi pedoman skrining adalah kunci untuk mengurangi penularan virus hepatitis dari ibu ke anak. Tim interprofesional yang mencakup penyedia layanan kebidanan, penyakit dalam, ahli gastroenterologi, perawat, bidan, dan dokter anak penting dalam memberikan pendekatan holistik dan terpadu kepada wanita hamil yang terpajan atau terinfeksi virus hepatitis untuk mencapai hasil terbaik.

Sumber:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556026/#:~:text=Acute%20viral%20hepatitis%20in%20pregnancy,differentiate%20the%20various%20viral%20hepatitides.

Glosari :

  1. Hiperemesis gravidarum adalah kondisi medis yang menyebabkan ibu hamil mengalami mual dan muntah secara ekstrem. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, dan penurunan berat badan
  2. Kolestasis intrahepatik terjadi karena adanya penumpukan komponen empedu seperti bilirubin, asam empedu serta kolesterol di dalam hati yang diakibatkan karena adanya kelainan duktus billiaris di dalam hati
  3. Hemolisis adalah pelepasan hemoglobin dan komponen intraseluler lainnya sebagai akibat dari kerusakan sel darah merah
  4. Sirosis dekompensasi adalah stadium akhir dalam tahapan sirosis
  5. Asites adalah penumpukan cairan di rongga perut.
  6. Ensefalopati hepatik adalah gangguan sistem saraf yang disebabkan oleh penyakit hati

Tinggalkan Balasan