Kategori
All-id Hepatitis-id HepC-id

Genotipe Hepatitis C

Apa Genotipe Hepatitis C Itu?

Genotipe hepatitis C (HCV) adalah berbagai jenis virus HCV yang berbeda, yang berkembang selama ratusan tahun. Genotipe utama bercabang dari virus nenek moyang sekitar 300-400 tahun yang lalu.
Dalam kode genetis, semua genotipe HCV mempunyai bagian yang sama. Namun ketika genotipe asli berubah, beberapa perbedaan muncul pada bagian tertentu dalam kode genetis. Genotipe yang berbeda muncul di berbagai belahan dunia. Perbedaan ini muncul sebagaimana virus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tantangan yang berbeda.

Dalam tubuh kita, HCV menggandakan diri (bereplikasi) sangat cepat, membuat lebih dari satu triliun bibit virus setiap hari. Banyak virus baru ini berbeda dari virus asli; versi yang berbeda ini disebut sebagai mutan. Kebanyakan mutan ini tidak dapat bertahan hidup. Namun, ada beberapa yang bertahan hidup, bahkan ketika obat anti-HCV dipakai. Mutan ini hanya mempunyai sedikit perbedaan dalam kode genetika HCV, dan tidak dianggap sebagai genotipe baru.

HCV memiliki enam genotipe yang diberi label 1 sampai 6. Ada juga subtipe yang diberi label huruf, misalnya genotipe 1a dan 1b. Kebanyakan orang terinfeksi oleh satu genotipe dominan, namun ada kemungkinan untuk tertular lebih dari satu genotipe sekaligus (disebut infeksi gabungan).

Mengapa penting untuk mengetahui genotipe HCV?

Pada awal pengobatan Hepatitis C, informasi mengenai genotipe HCV adalah informasi yang penting yang dapat membantu pasien dan dokter menemukan pengobatan yang paling efektif.

Semua genotipe HCV menyebabkan jumlah kerusakan hati yang sama. Namun, orang yang terinfeksi genotipe 1, khususnya subtipe 1b, mungkin memiliki peluang lebih besar terkena sirosis, atau jaringan parut hati yang parah, dibandingkan genotipe lainnya. Genotipe 1b dan 3 juga dapat meningkatkan risiko kanker hati.

Saat ini pengobatan Hepatitis C terbaru (termasuk yang digunakan di Indonesia), bersifat pangenotipik. Sifat pangenotipik berarti dapat menyembuhkan semua genotipe. Oleh karenanya, tes genotipe Hepatitis C sudah jarang dilakukan di Indonesia untuk keperluan pra-syarat memulai pengobatan. Sebagian besar tes genotipe HCV dilakukan untuk keperluan survei atau studi.

Karena keanekaragaman genotipe HCV, hal ini menyulitkan pengembangan vaksin Hepatitis C karena vaksin yang efektif sebaiknya menghasilkan tanggapan kekebalan untuk semua genotipe HCV.

Genotipe dan Steatosis (Perlemakan pada Hati)


Steatosis (perlemakan pada hati) adalah masalah yang sering ditemukan terkait infeksi HCV.
Steatosis dapat berpengaruh pada perkembangan penyakit dan tanggapan pada pengobatan HCV meskipun mekanisme yang tepat tidak sepenuhnya dipahami. Orang dengan HCV genotipe 3 lebih mungkin mengembangkan steatosis dan diperkirakan bahwa HCV genotipe 3 merupakan faktor risiko yang berdiri sendiri dan mungkin sebenarnya memainkan peran langsung dalam pengembangan steatosis. Telah dilaporkan bahwa ketika diobati HCV genotipe 3 secara berhasil, umumnya steatosis akan membaik dan steatosis dapat pulih.

Genotipe HCV Ditemukan di Daerah Mana?
  • Genotipe 1, 2, dan 3 umumnya ditemukan di seluruh dunia. Subtipe 1a dan 1b adalah yang paling umum, dan menyebabkan sekitar 60-70% infeksi HCV di dunia. Subtipe 1a terutama ditemukan di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa dan Australia. Subtipe 1b ditemukan di Amerika Utara, Eropa, dan di bagian Asia.
  • Genotipe 2 ditemukan di kebanyakan negara maju, tetapi jauh lebih jarang daripada genotipe 1.
  • Genotipe 3 umum ditemukan di Asia Tenggara, namun juga ditemukan di wilayah lain.
  • Genotipe 4 terutama ditemukan di Timur Tengah, Mesir, dan Afrika Tengah.
  • Genotipe 5 ditemukan dalam kelompok lokal di seluruh dunia, tetapi jumlah orang yang terinfeksinya secara keseluruhan relatif kecil.
  • Genotipe 6 ditemukan di Asia.
Bagaimana Genotipe Ditentukan?

Sampel darah yang terinfeksi HCV dites untuk menentukan urutan genetis virusnya. Tes genotipe HCV hanya dilakukan sekali saja karena genotipe tidak berubah. Namun, setelah sembuh (baik dengan pengobatan atau sembuh sendiri), kita dapat terinfeksi ulang dengan genotipe HCV yang berbeda.

Tinggalkan Balasan