Hong Kong, 11-12 Juli 2023
Pada 11-12 Juli 2023 yang lalu Peduli Hati Bangsa berkesempatan untuk menghadiri Hep Can’t Wait Asia Workshop di Hong Kong yang diselenggarakan oleh World Hepatitis Alliance bekerja sama dengan Gilead Sciences.
Asia Workshop ini dihadiri oleh 22 organisasi berbasis komunitas dan 11 ahli klinis dari 11 negara di wilayah Asia Pasifik untuk saling berbagi ide dan pendekatan baru untuk mengeliminasi Hepatitis. Selain untuk berbagi pengalaman, Workshop ini juga memberikan informasi terkini mengenai update terbaru mengenai rencana pembaruan dari WHO terkait dengan simplifikasi algoritme pengobatan, khususnya Hepatitis B.
Inovasi-inovasi dalam upaya eliminasi Hepatitis B ini dianggap diperlukan untuk mencapai target yaitu ≥ 90% cakupan vaksin HBV, ≥ 90% orang dengan HBV didiagnosis, ≥80% dari orang dengan HBV yang didiagnosis dan memenuhi persyaratan untuk pengobatan mendapatkan pengobatan. Jika target tercapai, diharapkan akan menurunkan insidensi HBV sebanyak 95% dan pengurangan 65% dari angka kematian terkait HBV.
Saat ini, keadaan masih belum ideal dimana dari estimasi angka orang dengan Hepatitis B, baru 13% diantaranya yang terdiagnosis dan 25% orang yang diobati.
Dilihat dari per negara di wilayah Asia, hanya beberapa negara yang mencapai prevalensi <0.1% untuk anak berusia ≤5 tahun yaitu Jepang, China mainland dan Hongkong, Korea Selatan, Taiwan, Singapore. Negara-negara ini mencapai target ini bahkan sejak tahun 2015-2022.
Negara yang mencapai target di atas juga lebih mungkin untuk mencapai target 90% diagnosis dan 80% pengobatan antara 2030-2050. Dari semua negara, hanya Jepang yang akan mencapai target 65% pengurangan angka kematian akibat HBV sebelum 2030.
Faktor pendukung dari pencapaian target masing-masing Negara termasuk komitmen Pemerintah dan penyediaan sumber daya (misalnya distribusi dan cakupan vaksinasi dan cakupan pengobatan yang ditanggung oleh Pemerintah) termasuk upaya untuk menggapai kelompok yang di dalam “grey area”. Grey area yang dimaksud adalah orang yang lahir pada masa sebelum Pemerintah menjalankan program vaksinasi dan diagnosis secara massal.
Selain itu, faktor pendukung lainnya adalah simplifikasi alur pengobatan khususnya di wilayah Asia Timur. Para ahli di wilayah Asia Timur menyarankan beberapa hal berikut untuk menyederhanakan syarat pengobatan untuk kasus non sirosis sejak tahun 2020:
Jumlah virus HBV ≥2000 (dibandingkan dengan > 20,000 dari sebagian besar konsensus)
Jumlah nilai normal ALT atau SGPT ≥1x (dibandingkan dengan ≥2x dari sebagian besar konsensus), atau jika SGPT normal <1x namun berusia 40 tahun ke atas, memiliki riwayat anggota keluarga meninggal karena sirosis atau kanker hati
Memiliki tingkat fibrosis hati ≥F2 dan/atau A2
Untuk Indonesia sendiri masih banyak upaya yang dibutuhkan untuk mengeliminasi Hepatitis. Upaya ini tentunya perlu untuk dilakukan dengan kerja sama dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, akademisi, swasta, fasilitas pemberi pelayanan kesehatan dan juga media.