Kategori
All-id doc-library-id Hepatitis-id HepC-id News-id Siaran Pers

Kekosongan Obat Antivirus Hepatitis C Terjadi Lagi di Indonesia

Jakarta, 6 April 2023

Hari Hepatitis Sedunia yang diperingati setiap tanggal 28 Juli memiliki tema 2 tahun berturut-turut mengenai mendekatkan akses layanan Hepatitis karena Hepatitis tidak dapat menunggu. Indonesia sendiri mengadopsi tema ini dan tahun 2022 Pemerintah mencanangkan tema “Menuju Generasi Bebas Hepatitis”.

Tema ini menyoroti ketidakadilan yang disebabkan oleh kurangnya tindakan penanggulangan hepatitis dan berfokus pada aksi-aksi yang diperlukan untuk mencapai eliminasi Hepatitis pada tahun 2030.

Secara global, WHO mencatat 325 juta orang hidup dengan hepatitis, dengan lebih dari 1,1 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat hepatitis B dan hepatitis C. Hepatitis adalah salah satu penyakit dan krisis kesehatan yang paling mematikan dan terabaikan. Penyakit ini merenggut nyawa setiap 30 detik. Di Indonesia sendiri, hasil riset kesehatan dasar menunjukkan bahwa prevalensi Hepatitis C di Indonesia adalah 1% dari total jumlah penduduk Indonesia. Studi menunjukkan, pada tahun 2040, kematian akibat virus hepatitis diperkirakan akan melebihi kematian akibat gabungan HIV, malaria, dan tuberkulosis.

Caroline Thomas dari Yayasan Peduli Hati Bangsa, yang mewakili kelompok dari pasien dan keluarga orang dengan Hepatitis, menginformasikan bahwa dari catatan mereka keterlambatan pengadaan obat Direct Acting Antiviral (DAA) untuk mengobati Hepatitis C telah terjadi berulang kali dan saat ini sedang terjadi.

Saat ini Pemerintah menyediakan 2 obat program untuk mengobati Hepatitis C yaitu obat Sofosbuvir dan Daclatasvir. Sofosbuvir telah dua kali mengalami ketidaktersediaan secara nasional (stock out), yaitu pada Juli-November 2019 dan Juli-September 2022. Sedangkan obat Daclatasvir juga telah dua kali mengalami stock out nasional yaitu pada Februari-Oktober 2020 dan pada saat ini.

Kementerian Kesehatan mengeluarkan surat pemberitahuan dengan nomor PM.03.02/C.III/2574/2023 yang menginformasikan bahwa kekosongan obat program Daclatasvir terjadi sejak akhir Maret 2023 dan diperkirakan baru akan tersedia Agustus 2023.

Tidak adanya kesinambungan dan perencanaan pengadaan yang baik tentu akan mempengaruhi kualitas hidup orang yang hidup dengan Hepatitis C dan Indonesia tidak akan mencapai eliminasi Hepatitis pada 2030. Oleh karenanya Yayasan Peduli Hati Bangsa mewakili pasien dan keluarga pasien menyerukan segera adanya perbaikan pengadaan obat antivirus Hepatitis C dari Pemerintah Indonesia.