Orang dengan kanker hati yang mencapai tanggapan virologi bertahan (sustained virological response/SVR) terhadap terapi antivirus untuk hepatitis C (direct acting antiviral/DAA) mengalami penurunan dalam hal kematian dari semua penyebab dan penyebab terkait penyakit hati selama lima tahun.
Hal ini dipresentasikan dalam pertemuan Liver Meeting di Boston pada 8-12 November 2019.
Prof Mindie Nguyen dari Stanford University di California dalam siaran pers AASLD mengatakan bahwa “Pasien dengan kanker hati memiliki prognosis yang suram.”
“Jika pasien menggunakan obat DAA dan mencapai tanggapan virologi berkelanjutan (sustained virological response/SVR) yang ditandai dengan virus tidak terdeteksi setelah terapi, hal ini dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup mereka sebesar rata-rata 18 bulan. Kemajuan ini cukup besar dibandingkan dengan terapi sistemik lainnya yang tersedia saat ini untuk pasien dengan kanker hati.”
Penelitian ini mengamati 642 orang di Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan diikuti antara tahun 2005 dan 2017. Separuh dari peserta penelitian tidak diobati untuk hepatitis C dan separuh yang berhasil diobati dengan rejimen DAA tanpa interferon.
Setelah disesuaikan dengan faktor-faktor lain, pencapaian SVR dengan penggunaan DAA dikaitkan dengan risiko kematian terkait hati sebesar 76% lebih rendah dan penurunan 63% dalam kematian lima tahun karena semua penyebab.
Kedua hasil ini menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik.
Sumber: